Keputusasaan Mie atas perlakuan kejam yang dialaminya menggerogoti pikirannya. Tubuhnya yang kelaparan hingga hampir lumpuh hanya ditenagai oleh fantasi gila yang terkunci di dalam kepalanya. Setelah menyadari kondisi Mie yang tragis, Gennosuke dan Ushimata mulai curiga bahwa hanya ada satu orang yang mampu melakukan kebencian dan pembantaian sebesar ini.
